Selasa, 21 Juni 2011

Pendidikan TIK Linux atau FOSS

FOSS singkatan dari Free (Freedom) / Open Source Software, artinya perangkat lunak atau program komputer yang tersedia bebas atau merdeka untuk digunakan dan digandakan. FOSS juga dapat dipelajari dan dikembangkan karena tersedia kode sumbernya (opened source) dan disebarluaskan untuk apa saja.

Contoh FOSS adalah Linux, yaitu sistem operasi komputer yang dilengkapi berbagai program untuk memenuhi hampir semua kebutuhan pengguna komputer, termasuk untuk pendidikan mulai dari TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK, kursus-kursus, hingga perguruan tinggi. Contoh linux buatan anak bangsa : BlankOn dan IGOS Nusantara.

Keuntungan menggunakan Linux/FOSS
1. Meningkatkan kemampuan lokal (peningkatan mutu SD di bidang TIK)
2. Menghemat biaya pengeluaran untuk lisensi (menghemat devisa).
3. Meningkatkan keamanan nasional dan organisasi pengguna (pendidikan, pemerintah, bisnis, dan personal) karena tersedia kode program untuk dipelajari
4. Mengurangi pelanggaran HaKI di bidang hal cipta software.
5. Memudahkan pelokalan (localization) seperti bahasa, program, dan tampilan.
6. Meningkatkan kemampuan berkompetensi total biaya kepemilikan program (TCO : Total Cost of Ownership)
8. Mengurangi ketergantungan terhadap vendor atau negara asing di bidang TIK.
9. Meningkatkan akses terhadap informasi (FOSS sangat berperan di internet, dsb)


A. Kurikulum Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia pada 2006 lalu mengeluarkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTPS) sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dikeluarkan pada 2004. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran baru di awal 2000-an. Standart kompetensi yang disebut dalam kurikulum itu sangat mendukung masuknya materi ilmu komputer berbasis Linux dan program Open Source lainnya.

Kurikulum TIK 2006 itu tidak lagi menyebut nama produk perangkat lunak, seperti dalam kurikulum pendidikan komputer di Indonesia beberapa tahun sebelumnya. Misalnya, pelajaran pengolah kata tidak menyebut Microsoft Word, sehingga penyelenggaraan sekolah dapat menggunakan OpenOffice Write, AbiWord, Kword, dan lain-lain.

Yang lebih menarik, dalam salah satu materi pokok pelajaran TIK untuk sekolah itu terdapat materi etika dalam menggunakan teknologi informasi dan UU Hak Cipta. Akan sangat memalukan, bila pada saat pelajaran tentang etika dan hal cipta ini siswa menggunakan perangkat lunak bajakan. Di sisi lain, akan sangat berat bagi sekolah dan orang tua siswa, jika hanya membayar lisensi semua perangkat lunak yang digunakan di sekolah.

Sesuai dengan panduan standar kompetensi Kurikulum 2004 (KBK) dan 2006 (KTSP), mata pelajaran TIK merupakan salah satu fasilitas untuk menghasilkan siswa yang berkompeten.

Maksudnya siswa tidak hanya mampu merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahiuan, teknologi, seni, desentralisasi, dan hak asasi manusia, tapi juga mampu menggali, menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelsaikan pendidikannya.

Dengan demikian, siswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Dan untuk itu semua, perangkat lunak yang berbasis Linux/FOSS sangat tepat dijadikan sebagai bahan ajar


B. Program Linux dan Free/Open Source Software
Sesuai tujuan mata pelajaran TIK dalam Kurikulum 2004 dan 2006, berikut contoh beberapa program Linux untuk pendidikan dasar dan menengah.

1. Teknologi Informasi dan Komunikasi Umum
Materi ini meliputi pengenalan komputer dan sistem operasi, yang dapat menggunakan distro Linux populer buatan anak bangsa seperti BlankOn, IGOS Nusantara, dan Kuliax, atau distro Linux umum seperti Fedora, Ubuntu, Debian, Mandriva, openSUSE, dan Slackware.

2. Aplikasi multimedia/spesifik (presentation)
Contoh aplikasi yang dapat digunakan untuk materi ini adalah Audacity untuk mengolah suara. Kino dan Kdenlive untuk mengelolah video, dan OpenOffice Impress untuk presentasi.

3. Pengolah gambar (drawing)
Mengolah gambar di Linux menggunakan OpenOffice Draw, Kontour, Inkscape, Krista, dan GIMP.

4. Pengelolah kata (Word Processor)
Linux memiliki beberapa aplikasi untuk ini, antara lain OpenOffice Write, AbiWord, dan Kword.

5. Pengolah angka (Spreadsheet)
Tersedia beberapa spreadsheet di Linux, antara lain OpenOffice Calc, Gnumeric, dan Kspread.

6. Pemanfaatan database
Selain OpenOffice Base yang disertakan pada paket OpenOffice.org, MySQL dan PostgreSQL merupakan pilihan tepat untuk belajar database.

7. Pemograman
Pemograman di Linux dapat dipenuhi oleh Python atau Gambas yang sangat mirip Visual Basic, atau PHP dan Java untuk pemograman berbasis web, dan sebagainya.

8. Pemanfaatan LAN dan Internet (email, web, dll)
Ini materi-materi yang sangat cocok menggunakan Linux, karena semua distro Linux menyediakan aplikasi untuk jaringan, server (misal web server Apache dan mail server Posifix) dan client (web browser Firefox dan email client Evolution atau Thunderbird)


C. Daftar Pengganti Program Windows
Berikut sebagian daftar program yang jalan di Wilayah dan penggantinya di Linux

1. Microsoft Office => OpenOffice, KOffice, AbiWord, Gnumeric.

2. Internet Expoler => Firefox, Konqueror

3. Microsoft Outlook => Evolution, Thunderbird, Kmail

4. Yahoo Messeger => Pign, Yahoo Messenger

5. File/Print Sharing => Samba, NFS, CUPS

6. Photoshop => GIMP. ImageMagic

7. CorelDraw => Inkscape, Xara

8. Publisher/PageMaker/InDesign => Scribus

9. SQL Server => MySQL, PostgreSQL

10. VisualBasic/.NET => Gambas/Mono

11. ASP => PHP, Java

12. IIS Web Server => Apache Web Server

13. Exchange Server => posifix, Sendmail, Qmail

14. Winzip => File Roller, Ark

15. DreamWeaver => NVU

16. WinAmp => XMMC, Rhyhmbox

17. CoolEdit => Audacity

18. Windows Media Player => MPlayer, Tatem, Xine

19. AutoCAD => QCAD, VariCAD

20. 3D Max => Blender

21. Nero => K3b, Brasera

22. MyMoney => GnuCash

23. SPSS => R-base, PSPP

24. dll.


D. Hambatan dan Solusi
1. Fasilitas pendidikan yang sudah kuno, misal sebelumnya menggunakan Windows 95/98 dan Microsoft 97 karena komputer hanya seklas Pentium I - II dengan RAM sekelas 64-128 MB
Solusi : Upgrade atau tukar tambah komputer
Solusi alternatif 1 : Pasang jaringan dan komputer server sehingga komputer server sehingga komputer lama menjadi thin-client atau diskless
Solusi alternatif 2 : Pilih Linux yang ringan, seperti Damn Small Linux dengan pengolah kata AbiWord, spreadsheet, Gnumeric, dan sebagainya.

2. Pengajar dan atau teknisi/laboran kesulitan belajar sendiri Linux dan FOSS
Solusi : Adakan pelatihan untuk guru dan teknisi/laboran
Solusi alternatif 1 : Beli CD/DVD dan atau buku Linux untuk bahan belajar guru/teknisi secara mandiri.
Solusi alternetif 2 : Ganti guru (jika guru yang ada tidak mau belajar hal baru, :-)

3. Siswa atau orang tua siswa keberatan anaknya hanya belajar Linux dan FOSS
Solusi : Jelaskan kepada siswa dan orang tua siswa bahwa setelah menguasai Linux dan OSS tidak akan kesulitan menghadapai Windows.
Solusi alternatif 1 : Beli 1 lisensi Windows untuk mengenalkannya kepada siswa.

4. Printer dan atau perangkat keras lainnya tidak bekerja baik di Linux.
Solusi : Cari drivernya di internet.
Solusi alternatif 1 : tukar tambah printer atau perangkat keras dengan yang dapat dijalankan di Linux.
Solusi alternatif 2 : Pertahankan 1 komputer Windows untuk keperluan printer dan scanner atau menjalankan program yang belum bisa diganti.
Catatan : Kalau hanya untuk printer atau scanner, bisa rugi membeli lisensi Windows, karena bisa lebih mahal daripada membeli printer atau scanner baru yang bisa dipakai di Linux

G. Pemerintah atau pejabat dinas pendidikan tidak mendukung Linux/FOSS
Solusi : Demo! (Demokan contoh penggunaan Linux untuk pendidikan)

Sumber : kluwek.linux.or.id
Komputek edisi 673 minggu ke 2 mei 2010--
Cium peluk membabi buta

Linux Games

Salah satu alasan yang sering digunakan untuk enggan berimigrasi ke Linux adalah operating system open source ini belum raham game, Alasan itu mungkin benar, tapi dulu. Sekarang, Linux pun sudah bisa dijadikan rumah bagi banyak game.

Ingin tahu perkembangan game untuk Linux? Silahlan kunjungi blog LinuxGames www.linuxgames.com . Dari namanya saja sudah tergambar, kira-kira konten seperti apa yang disajikan dalam blog ini.

Tepatnya, blog ini menyediakan informasi seputar game untuk Linux, mulai dari pengembangan emulator, game-game yang telah di-posting untuk berjalan di Linux, atau bahkan game yang native dirancang untuk OS berlogo pinguin ini.


Sumber : PC Mild 09/2010--
Cium peluk membabi buta

Minggu, 19 Juni 2011

Memanipulasi Shell Bash

Memodifikasi shell adalah salah satu metode untuk membuat Linux lebih sesuai dengan selara dan kebutuhan Anda. Tutorial berikut ini akan difokuskan pada Bash.

Bash adalan nama program shell yang paling banyak digunakan dalam distribusi Linux yang beredar saat ini. Lewat shell ini, Anda bisa mengetikkan berbagai perintah tertentu atau menjalankan suatu program. Sebaliknya, shell akan menampilkan output dari perintah Anda. Dalam banyak kasus, pengguna Linux lambat laun akan terbiasa memakai shell karena dianggap mempercepat suatu pekerjaan dibandingkan jika bekerja melalui interface grafis.

Manusia biasanya tidak cepat puas, ini juga berlaku dalam penggunaan shell. Sifat atau perilaku shell default dari suatu distribusi saat meng-install-nya tidak jangan kurang optimal untuk aktivitas Anda sehari-hari di Linux. Untuk itu, Bash dan program-program shell lain menyediakan berbagai cara agar pengguna bisa dilakukan dengan memberikan nilai baru pada suatu variabel atau dilakukan lewat suatu perintah tertentu. Perubahan inipun bisa dibuat permanen dengan melakukan penambahan perintah yang sama di file script inisialisasi Bash.

Pada artikel ini, akan dijelaskan beberapa modifikasi yang dirasa bermanfaat untuk para pembaca, diantanya :
* konfigurasi history
* modifikasi prompt shell
* pencarian perintah dan direktori dan beberapa option tambahan lainnya.

Karena artikel ini membahas mengenai Bash, diasumsikan pembaca juga memakai Bash, diasumsikan pembaca juga memakai Bash sebagai shell aktif. Pembaca bebas menerapkannya untuk distribusi apapun, baik rilis terbaru maupun lama. Pembahasan berlaku bagi versi Bash minimal 2.x. Versi Bash dapat diketahui dengan perintah :

$ bash --version
GNU bash, version 3.2.3(1)-release (i386-redhat-inux-gnu)
Copyright (C) 2007 Free Software Foundation, Inc.

Seperti biasa, prompt # berarti perintah harus dijalankan sebagai user root. Sementara prompt $ berarti bisa dijalankan sebagi user biasa. Perlu diperhatikan bahwa modifikasi shell rata-rata berdampak hanya pada sesi user ID tersebut. Dengan demikian hampir tidak diperlukan eksekusi sebagai root.


1. Variabel pengendali history
Bash memiliki kemampuan untuk mengingat sejumlah perintah terakhir yang telah dijalankan pengguna. Kemampuannya tersebut berguna jika Anda ingin mengulang berbagai perintah terakhir secara cepat. Sebagai contoh, jika dimisalkan ada mengetik urutan perintah seperti ini :

$ ls -alsh
$ whoami
$ find .-type f

Maka jika Anda mengetik

$ !-3

Perintah ls -alsh akan diulangi. Perintah yang baru saja diketik bermakna "ulangi perintah ketiga dihitung dari yang terakhir". Berapa banyak perintah yang diingat oleh Bash? Ini tergantung dari variabel lingkungan HISTSIZE. Manual Bash menyatakan bahwa nilai default nya adalah 500. Namun, bisa saja Anda menambahnya, misalkan dengan alasan untuk memperpanjang pelacakan perintah-perintah yang telah dijalankan. Secara umum, untuk melakukan setting variabel lingkungan, gunakan perintah export. Contohnya :

$ export HISTSIZE=10000

Perintah ini menjadikan Bash mengintai sepuluh ribu perintah terakhir.

Perlu diingat bahwa modifikasi variabel lingkungan seperti di atas hanya berlaku pada sesi shell yang sama dan sampai dengan user logout. Untuk membuat modifikasi berlaku di semua sesi shell Anda punya dua pilihan

Agar perubahan berlaku untuk semua user, lakukan modifikasi di file /etc/profile. Tambahkan perintah "export" pada baris terakhir, atau bisa juga dengan melakukan pencarian string sesuai nama variabel yang dirubah dan ubah nilainya sesuai keinginan. Pada distribusi Fedora/CentOS, akan Anda temukan baris seperti ini pada 20-an baris terakhir

HISTSIZE=1000
export PATH USER LOGNAME MAIL HOSTNAME HISTSIZE

Apabila Anda hanya ingin perubahan berlaku pada suatu user tertentu, lakukan pengeditan pada file .bash_profile atau bashrc di home direktori user tersebut dan sisipkan baris perintah export di atas. Metode ini berlaku untuk semua setting variabel lingkungan lainnya yang akan diterangkan dalam artikel ini. Perubahan akan berlaku untuk sesi login berikutnya. Namun jika Anda tidak sabar menunggu, Anda bisa menggunakan perintah

$ source~/.bash_profile

atau

$.~/.bash_profile

Catatan perintah yang telah dijalankan akan disimpan pada file .bash_history pada home direktori pengguna. Update pada file ini hanya dilakukan setelah sesi shell berakhir, misalnya user logout atau menutup sesi xterm/gnome terminal. Jumlah perintah yang disimpan dikendalikan oleh variabel HISTFILESIZE. Idealnya, nilai ini minimal sama dengan HISTSIZE. Dengan demikian, perintah yang disimpan akan sebanyak perintah yang diingat di memori.

Apalah Anda ingin menambahkan catatan waktu pada history? Hal ini bisa dilakukan lewat HISTTIMEFORMAT. Sebagai contoh, untuk menambahakan waktu dalam format "hari, tanggal bulan tahun jam:menit:detik offset-GMT", Anda bisa menggunakan perintah:

$ export HISTTIMEFORMAT="%a, %d %b %Y %H:%M:%S %Z "

Hasilnya akan seperti ini :

$ history | tail -4
1014 Mon, 08 Feb 2010 00:37:26+0700 lsalsh
1015 Mon, 08 Feb 2010 00:37:36+0700 id
1016 Mon, 08 Feb 2010 00:37:45+0700 bikid
1017 Mon, 08 Feb 2010 00:37:54+0700 history | tall -4

Sementara isi file .bash_history akan diisi angka-angka yang merupakan representasi dari waktu tersebut.


2. Pencarian perintah dan direktori
Mungkin Anda pernah menelusuri direktori-direktori di Linux dan menemukan sebagai perintah di Linux adalah program yang diletakkan di direktori tertentu. Misalnya, /bin/ls, /sbin/fsck, /usr/bin/head, dan seterusnya. Tapi di sisi lain, perintah-perintah ini dijalankan cukup dengan menulis nama progranya tanpa perlu menulis nama direktori secara lengkap. Dimana rahasianya?

Kuncinya terletak pada variabel PATH yang berfungsi sebagai daftar lokasi pencarian perintah. Mayoritas distribusi Linux biasanya memberi nilai default seperti berikut :

$ echo $PATH
/usr/lib/qt-3.3/bin:/usr/kerberos/bin:/usr/local/bin:/usr/bin

Perhatikan bahwa nama variabel didahului dengan tanda dolar ($) jika ingin ditampilkan isinya. Hal ini bertujuan untuk membedakan nama variabel dengan kumpulan huruf biasa.

Output akan berbeda jika Anda login sebagai root:

# echo $PATH
/usr/lib/qt-3.3/bin:/usr/kerberos/sbin:/kerberos/bin:/usr/local/bin:/sbin:/bin:/usr/sbin:/usr/bin

Nama direktori yang terdaftar dari kiri ke kanan menunjukkan alur pencarian. Contohnya untuk user biasa, saat Anda mengetik perintah "Is" maka direktori /bin akan dicari lebih dahulu disusul /usr/bin. Nama-nama direktory dipisahkan dengan tanda titik dua.

Untuk menambahkan direktori baru, Anda perlu memutuskan dulu apakah dia akan menepati urutan pertama atau terakhir. Misalnya, jikla Anda ingin menambahkan direktori "/usr/local/mybin" di urutan terakhir, ketikkan:

$ export PATH=$PATH:/usr/local/mybin

Mungkin Anda akan bertanya, kenapa ditambahkan lagi variabel PATH di sebelah kanan tanda "="? Dengan cara ini, nilai lama variabel tetap dipertahankan sekaligus Anda tambahkan direktori baru. Berbeda jika Anda melakukan ini

$ export PATH=/usr/local/mybin

Maka artinya Anda memberikan satu entry yaitu direktori /usr/local/mybin itu sendiri.

Agak mirip dengan PATH, ada juga CDPATH. Ini berguna untuk memperpendek pemanggilan suatu file atau direktori yang sering Anda kunjungi.

Umpamanya Anda menaruh seluruh dokumen kerja di /home/john/Documents. Di dalamnya ada lagi tiga direktori misalnya "final", "draft" dan "shared". Dalam keadaan normal, untuk berpindah ke direktori final, ketik :

$ cd /home/john/Documents/final

jika Anda menggunakan penamaan path absolut. Namun, jika Anda melakukan pemberi nilai pada CDPATH :

$ export COPATH=:/home/john/Documents

maka, Anda cukup mengetik

$ cd final

dari posisi direktori aktif manapun. Selanjutnya, otomatis Anda berada di dalam direktori "final".

Yang terasa kurang di sini adalah Anda tidak bisa memakai tombol [Tab] untuk melengkapi nama sub direktori yang ada di dalam daftar CDPATH. Untuk mengatasinya, Anda perlu memperluas fungsi completion dari bash. Cara yang praktis adalah dengan mendownload file script bernama bash_completion dari http://bash-completion.alioth.debian.org/files/bash-completion-1.1.tar.gz lalu ekstrak di suatu direktory :

$ tar xzvf bash-completion-1.1.tar.gz
$ cd bash-completion-1.1/
$ ln -s 'pwd'/bash_completion /etc/
$ source /etc/bash_completion

Pembuatan softlink pada baris ketiga dimaksudkan agar eksekusi script lewat perintah source bisa berjalan sempurna, karena ada beberapa bagian dalam script mengasumsikan script diletakkan di direktori /etc. Sebagai tambahan, Anda bisa juga menambahkan perintah "source" di atas ke dalam file .bashrc pada home direktori sehingga script otomatis akan dijalankan setiap kali Anda login.

Setelah eksekusi file bash_completion, kini Anda bisa lebih mudah melakukan perpindahan direktori. Jadi, jika sebelumnya Anda mengetik "final" secara lengkap, kali ini Anda cukup lakukan :

$ cd f<lalu tekan tombol tab>

Maka otomatis akan "f" akan dilengkapi menjadi "final". Lebih cepat bukan?


3. Modifikasi warna dan format prompt
Bisa jadi Anda bosan dengan tampilan prompt yang itu-itu saja. Secara umum, mayoritas distribusi mengeset nya dalam format <nama user> @ <nama host> <nama direktori saat ini> disertai tanda $ atau #. Anda bisa memodifikasinya dengan memasukkan format baru ke variabel PS1. Contohnya, jika Anda ingin menambahkan jam+menit+detik di depan nama user, ketik :

$ export PS1='[\t\u@\h\W]\$'

Prompt tersebut akan menjadi :

[08:26:40 john@john ~]$

\t, \u dan seterusnya ini disebut sebagai escaped special character. Makna dari masing-masing simbol ini adalah :

a. \t meyisipkan waktu dalam format jam:menit:detik

b. \u menyisipkan nama user aktif saat ini.

c. \W menyisipkan bagian terakhir dari suatu full path. Misalnya, saat ini Anda di direktori /home/john/Documents/final, yang tertulis hanya kata "final". Apabila Anda ingin direktori tertulis lengkap, bisa digunakan \w

d. \$ adalah tanda prompt, akan mencetak # jika user aktif adalah root, sebaliknya mencetak $ jika user biasa

Selain itu, Anda pun dapat memberikan warna pada prompt. Misalnya, Anda ingin membuat tulisan prompt menjadi berwarna hijau dengan mengetik.

$ export PS1='\[\e[1;32m\][\t\u@\h \u@\h \w]\$ \[\e[0m\]'

Prompt -nya akan kembali

[10:32:38 mulyadi@mulyadi "]$

Kode warna mengikuti format \[\e[ kemudian kode warna ditutup dengan \]. Agar perubahan warna hanya terbatas pada prompt, Anda akhiri dengan \[\e[Om\] pada bagian penutup format prompt. Ini berfungsi untuk mengembalikan karakteristik sesudah prompt kembali ke warna foreground asal. Perhatikan ada huruf "m" yang ditambahkan setelah kode deretan angka. Ini untuk memberitahukan Bash bahwa Anda mendeklarasikan kode warna bukan kode lainnya.

Berdasarkan informasi dari www.tldp.org/HOWTO/Bash-Prompt-HOWTO/x329.html , daftar kode warna-warna yang bisa dipakai.

Black 0;30
Dark Gray 1;30
Blue 0;34
Light Blue 1;34
Green 0;32
Light Green 1;32
Cyan 0;36
Light Cyan 1;36
Red 0;31
Light Red 1;31
Purple 0;35
Light Purple 1;35
Brown 0;33
Yellow 1;35
Light Gray 0;37
White 1;37

Warna di atas adalah daftar warna foreground. Untuk background, cukup ganti digit pertama yaitu "3" dengan "4". Apa bila Anda ingin membuat huruf berwarna hijau dengan latar belakang abu-abu, formatnya menjadi :

$ export PS1=\[\e[0,47m\]\[\e[1;34m\][\t \u@\h \w]\$\[\e[0m\]'

Adapun tampilannya akan menjadi:

[12:15:54 mulyadi@mulyadi "]$

Aturannya di sini adalah warna background disebutkan dahulu, baru kemudian warna font. Apabila Anda balik, Anda akan mendapatkan tulisan hitam berlatar belakang abu-abu.

4. Koreksi penyebutan direktory
Berapa kali Anda salah ketik saat menyelesaikan nama suatu direktori? Contoh kasus sederhana. Anda sedang berada di home direktori dan akan berpindah ke sub direktori Documents. Bisa jadi karena terburu-buru. Anda mengetik :

$ cd Documents
bash: cd: Document: No such file or directory

Lumayan mengesalkan? Untungnya Bash bisa membantu Anda mengoreksi kesalahan kecil semacam ini. Set variabel cdspell dengan perintah :

$ shopt -s cdspell

Pada kesempatan berikutnya, jika ada kesalahan yang mirip maka hasilnya :

$ cd Documents
Documents
$ pwd
/home/john/Documents

Hal-hal yang bisa dikoreksi berdasarkan keterangan manual Bash adalah :
a. Karakter yang bertukar posisi, contoh: Doucments
b. Hilangnya satu karakter, contoh: Douments
c. Kelebihan satu karakter, contoh: Dolcuments


5. Pencocokan dengan file berawalan titik (".")
Kebanyakan dari pengguna Linux tahu bahwa salah satu cara untuk membuat file atau direktori tidak bisa secara mudah diketahui keberadaannya adalah dengan memberi awalan titik (".") sebelum nama file atau direktori tersebut, bernama tmp dan mengisinya dengan tiga file seperti ini:

$ mkdir tmp
$ cd tmp
$ touch .a .b .c

Maka jika Anda mengetik perintah :

$ ls "

akan mendapat peringatan:

Is: cannot access ": No such file or derectory

Kenapa demikian? Karena Bash membuat perkecualian terhadap file berawalan titik saat Anda melakukan globbing. Yang dimaksud globbing di sini, misalnya penggunaan tanda asterisk (") yang bermakna "match untuk semua karakter dengan panjang tak terbatas".

Sebenarnya ada trik untuk mengatasinya, yaitu dengan memakai perintah :

$ Is -d\."
. _ .a .b .c

Namun, akan lebih mudah jika Anda mengeset variabel dotglob:

$ shopt -s dotglob
$ Is "
.a .b .c

Langkah ini sekaligus berfungsi menampilkan file tersembunyi tanpa harus menggunakan opsi khusus


6. Penutup
Masih banyak hal-hal lain yang bisa dieksplorasi dari Bash agar Linux shell tersebut lebih optimal Anda gunakan. Semoga artikel ini bisa menjadi awal petunjuk bagi pembaca untuk mulai belajar mengenal lebih jauh Bash. Selamat mencoba!

7. Referensi :
Manual Bash - man bash
Bash Guide for Beginners - http://tldp.org/LDP/Bash-Beginners-Guide


Sumber : Mulyadi
CHIP edisi 03/2010--
Cium peluk membabi buta

Sabtu, 11 Juni 2011

Website Ubuntu

Berikut ini adalah beberapa website yang bisa dikunjungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai distro ubuntu.

http://www.ubuntu.com
Website resmi Ubuntu internasional

http://ubuntu-id.org
Website resmi komunitas Ubuntu Indonesia

http://wiki.ubuntu-id.org/PanduanUbuntu
Pertanyaan seputar Ubuntu?
Kemungkinan besar, jawabannya telah ada di halaman ini. Menurut webmaster Ubuntu Indonesia. 70% dari traffic website-nya adalah ke halaman ini.

http://www.ubuntu-id.org/news/liputan-semarang-feisty-release-party
Salah satu tradisi komunitas Ubuntu adalah merayakan setiap rilis terbaru Ubuntu. Di halaman ini bisa dilihat detail acara Semarang Feisty realse party.

http://wiki.ubuntu-id.org/DistribusiDvdReposUbuntu
Agar tidak perlu mengakses Internet ketika memasang berbagai software tambahan untuk Ubuntu. Anda bisa memesan DVD Repo dari komunitas Ubuntu Indonesia

Dukungan teknis komersial
Dafta beberapa perusahaan yang bisa memberikan dukungan teknis untuk Ubuntu bisa ditemukan antara lain di halaman berikut ini :
http://www.ubuntu.com/support/commercial/marketplace/asia
Berbagai pihak, terutama pengguna korporat, mungkin akan tertarik untuk mengetahui bahwa Ubuntu versi 6.06 (codename Dapper Drake) didukung oleh Canonical selama lima tahun. Versi ini juga dikenal sebagai Ubuntu versi LTS (Lang Term Support). Versi Ubuntu LTS berikutnya direncanakan berversi 8.04 atau 8.10. Rencananya kedua versi tersebut akan dirilis pada tahun 2008.


Support untuk Pengguna Ubuntu di Indonesia
Untuk mendapatkan bantuan teknis Ubuntu secara gratus dan barbahasa Indonesia, silahkan kunjungi website-website di bawah ini. Rekan-rekan dari komunitas Ubuntu Indonesia siap membantu apapun permasalahan Anda.
http://wiki.ubuntu-id.org
http://ubuntulinux.or.id/forum/
http://groups.google.com/group/id-ubuntu


Sumber : Harry Sufehmi
CHIP Juni 2007
--
Cium peluk membabi buta